Pesawat Airbus A380 diproduksi oleh Airbus S.A.S. Pesawat ini adalah sebuah pesawat dengan dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu memuat 850 penumpang dalam konfigurasi satu kelas atau 555 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Pesawat ini melaksanakan penerbangan perdana pada 27 April 2005 dan akan memulai penerbangan komersial pada akhir tahun 2007 setelah ditunda beberapa kali. Pesawat ini juga merupakan pesawat komersial (pesawat penumpang) terbesar yang pernah dibuat.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengklaim punya teknologi canggih untuk memproduksi komponen pokok pesawat Airbus.
"Komponen itu sangat penting, kalau tidak, pesawat Airbus A380 tidak bisa terbang," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso kepada detikFinance di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/11/2012).
Komponen dan teknologi yang diklaim PT DI itu adalah single shock. Komponen ini terletak antara badan pesawat dan sayap pesawat. Komponen ini sangat penting bagi Airbus agar dapat mengudara ke seluruh dunia.
"Komponennya single shock. Kalau kita tidak buat, mereka tidak dapat terbang yang letaknya antara badan dengan sayap. Ini komponen pokok dan diproduksi di Bandung," tuturnya.
Selain single shock yang digunakan A380, komponen yang dipakai pasawat Airbus jenis A320 dan A330 adalah leadingage. Budi berpendapat pihak Airbus sangat ketergantungan dengan PT DI, jadi jika PT DI tutup maka Airbus akan kelabakan.
"Untuk Airbus A320-330 sayap yang diam dan tidak bergerak itu buatan PTDI namanya leadingage. Kalau PTDI, tutup Airbus juga bingung," cetusnya.
![]()
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengklaim punya teknologi canggih untuk memproduksi komponen pokok pesawat Airbus.
"Komponen itu sangat penting, kalau tidak, pesawat Airbus A380 tidak bisa terbang," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso kepada detikFinance di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/11/2012).
Komponen dan teknologi yang diklaim PT DI itu adalah single shock. Komponen ini terletak antara badan pesawat dan sayap pesawat. Komponen ini sangat penting bagi Airbus agar dapat mengudara ke seluruh dunia.
"Komponennya single shock. Kalau kita tidak buat, mereka tidak dapat terbang yang letaknya antara badan dengan sayap. Ini komponen pokok dan diproduksi di Bandung," tuturnya.
Selain single shock yang digunakan A380, komponen yang dipakai pasawat Airbus jenis A320 dan A330 adalah leadingage. Budi berpendapat pihak Airbus sangat ketergantungan dengan PT DI, jadi jika PT DI tutup maka Airbus akan kelabakan.
"Untuk Airbus A320-330 sayap yang diam dan tidak bergerak itu buatan PTDI namanya leadingage. Kalau PTDI, tutup Airbus juga bingung," cetusnya.
