Quantcast
Channel: Indowebster Forum - Dari kami yang terbaik untuk kamu-kamu
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3090

News Fakta Unik tentang Susi Pudjiastuti, Menteri Tak Tamat SMA

$
0
0


Pintar tetapi Tak Tamat SMA

Susi adalah anak yang pandai. Ketika sekolah, ia selalu mendapat peringkat pertama. Oleh karena itu, ia dikirim orang tuanya ke Yogyakarta di sekolah terbaik. Bisa dibilang ayah Susi, orang yang bercukupan. Ayahnya bekerja sebagi kontraktor bangunan. Ibunya tuan tanah dan petani perkebunan dan kelapa. Uang bukanlah masalah bagi keluarga Susi. Ketika ia keluar sekolah. Semua orang marah pada Susi. Begitu juga dengan sang ayah yang selalu membelikan Susi buku-buku sebagai bekal pendidikan.

Namun, kisah Susi Pudjiastuti memutuskan keluar dari SMA menjadi titik awal perjalanan hidupnya. Ia tak ingin menjadi anak yang disuplai biaya oleh orang tuanya. Agar tak meminta uang dari orang tuanya, Susi bersikeras untuk bekerja. Dengan bekal ijazah SMP, tentu Susi tak bisa berharap banyak diterima di perusahaan besar dengan gaji bagus.

Ia mulai berdagang dengan memasarkan bed cover dari pintu ke pintu dan kemudian mencoba menjadi pengepul ikan karena Susi memang senang akan laut. Dengan modal pas-pasan hasil menjual kalung dan gelang, Susi mulai fokus menjadi pengepul ikan.

Cerita sukses Susi bukanlah seperti membalikkan telapak tangan. Berbisnis ikan, tidak selalu bagus sepanjang tahun. Saat usaha ikannya sedang surut, Susi juga menjual katak dan ular. Siang tidur, malam berjibaku dengan urusan nelayan yang notabene melaut saat malam hari. (boy/ted)



Awal Mula Penyewaan Pesawat

Pada tahun 2004, usaha Susi sudah membuahkan satu pesawat sebagai alat angkut hasil lautnya. Ketika bencana alam Tsunami melanda Aceh pada Desember 2004. Tanpa berpikir panjang, Susi memutuskan menggunakan pesawat Cessna yang dimiliki untuk mengangkut bala bantuan ke Aceh. Dan pesawat Susi-lah yang pertama kali mendarat di Aceh setelah bencana tersebut.

Awalnya, Susi memberi bantuan sarana angkutan gratis selama dua minggu. Namun, amal yang berbuah manis. Para LSM lokal dan luar negeri, ingin menyewa pesawatnya. Dari sinilah, usaha penyewaan pesawat dimulai. (boy/ted)




Masuk Daftar Pencarian Orang (DPO)/Terlibat Hukum

Masih berkaitan dengan Tsunami di Aceh. Susi yang dasar bisnisnya hasil laut, mencoba memberi bantuan bahan bakar solar kepada nelayan-nelayan di Aceh agar kembali melaut. Untuk itu, Susi membeli 5.000 liter solar dari Medan, membawa dengan 250 jerigen dan diberikan secara gratis kepada para nelayan di Pulau Simeulue yang ingin kembali melaut.

Namun, apa yang terjadi. Susi Pudjiastuti justru menjadi buronan karena diduga menyelundupkan 5.000 solar. Nama Susi Pudjiastuti tertulis di koran-koran sebagai DPO. Kasus ini akhirnya selesai setelah penjelasan yang lengkap.

"Akhirnya kasus saya itu ditangani oleh seorang pejabat di Kepolisian yang namanya Pak Kuntoro. Saya bilang kepada dia bahwa negara ini kok menjadi laknat? Saya mau membantu, tapi kok malah dijadikan buronan?" ujar Susi seperti dikutip dari jalanhijauku. (boy/ted)




Dikira Mata-mata Asing

Memiliki suami seorang pilot berkebangsaan Jerman dan memperkerjakan banyak pilot yang berasal dari luar negeri, Susi Pudjiastuti dikira mata-mata asing. Padahal, Susi Pudjiastuti memperkerjakan pilot asing karena kesulitan mendapat pilot-pilot lokal. Sekalipun mendapat pilot lokal, gajinya justru lebih besar dari pilot asing.

Para pilot lokal lebih memilih bekerja di maskapai besar karena gaji yang ditawarkan pun besar. Sementara Susi Air, gaji rata-rata pilot di maskapai Susi Air lebih kecil dibandingkan pilot-pilot maskapai reguler.

Menanggapi dugaan mata-mata karena memperkerjakan pilot-pilot asing, Susi Pudjiastuti berbalik mempertanyakan hal tersebut. "Sekarang saya tanya, sebenarnya yang namanya nasionalis itu yang mana sih? Apakah yang bosnya orang Indonesia tapi buruhnya orang asing? Atau yang buruhnya orang Indonesia tapi bosnya orang asing? Yang mana yang nasionalis?" ujar Susi seperti dikutip dari jalanhijauku. (boy/ted)





Merokok dan Memiliki Tato

Mungkin tidak banyak wanita yang menjabat sebagai menteri atau pejabat negara di dunia yang merokok dan bertato. Dan baru kali ini, Indonesia memiliki menteri wanita yang merokok dan bertato tanpa khawatir imej-nya akan hancur. Dan tentu baru kali ini, seorang presiden mengangkat seorang menjadi menteri dengan mengesampingkan latar belakang pendidikan dan kebiasaan 'tak biasa' seorang pejabat negara.

Dilansir dari jalanhijauku, Susi Pudjiastuti telah merokok sejak usia 15 tahun. Ia membeli rokok dengan uangnya sendiri. Susi pun memutuskan berhenti sekolah karena ingin mandiri. "Saya tidak suka sekolah, makanya saya keluar. Lalu saya harus bekerja supaya tidak meminta uang terus kepada orang tua. Saya tidak mau terus-terusan meminta karena saya tidak mau diatur mereka. Dengan bekerja dan punya uang sendiri, saya jadi melakukan apa saja, termasuk bisa membeli rokok sendiri yang sudah saya lakukan sejak berumur 15 tahun," jelas Susi.

Susi memiliki tato burung merak yang berada di tungkai kaki kanannya seperti yang digambarkan oleh Rustika Herlambang dalam tulisan "Berlayar dalam Gelombang".

“Dari dulu, saya ini sudah dianggap the outsider,” katanya. Suara tokek dan derik binatang di kejauhan memecahkan keheningan malam. Dua botol white wine dan tonik, serta sebungkus rokok menjadi teman intimnya bercerita. Membuka memori yang mengendap di pikirannya. Tato burung merak menghiasi tungkai kaki kanannya. “Orang bilang saya ini suka bikin pusing sendiri,” lanjutnya. Waktu kecil, ia suka membawa orang gila yang ditemui di jalan untuk dimandikan di rumahnya dan diberi baju.






Prestasi yang Membanggakan, Banyaknya Penghargaan

Selain mengurus usahanya di bidang pengolahan hasil laut dan bisnis pesawatnya, wanita yang tak tamat SMA ini kini sibuk menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.

"Saya sering menjadi dosen tamu di berbagai universitas dan perusahaan-perusahan besar dan berbicara sebagai entrepreneur, leader, dan lain sebagainya. Saya juga dipercaya sebagai Board of Directors di Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia bidang hubungan dalam negeri; serta menjadi Ketua Komisi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah pada KADIN, " terang Susi seperti dikutip dari jalanhijauku.

Di samping itu, Susi juga banyak mendapat penghargaan dari berbagai pihak karena kisahnya yang menginpirasi, seperti: Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Young Entrepreneur of The Year 2005 dari lembaga keuangan Ernst & Young, Penghargaan Primaniarta sebagai UKM ekspor terbaik tahun 2005 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo, dan lain sebagainya. (boy/ted)



sumber

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3090